News & Media

Menpora Zainudin Amali (kiri) membubuhkan tanda tangan diresmikannya peluncuran Indonesia Marathon 2020, Jakarta, Kamis (27/2/2020). (ANTARA | HUMAS KEMENPORA )

Mencari Pendobrak Rekor Maraton Baru

JAKARTA (HN) – Indonesia Marathon 2020 membawa gebrakan baru di lomba lari maraton Tanah Air. Event yang digagas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat siap mengucurkan hadiah Rp 1 miliar bagi pelari yang mampu mendobrak rekor nasional milik Eduardus Nabunome.
Tantangan tersebut terbilang sulit. Sebab, belum ada satu pun pelari jarak jauh nasional yang menembus waktu 2 jam 19 menit 18 detik yang pernah dibukukan Eduardus di Pekan Olahraga Nasional (PON) 1993 Jakarta. Hal ini membuat KONI Pusat menantang para pelari untuk menembus batas waktu pada perlombaan yang berlangsung di Jakarta pada 23 Agustus.
Direktur Balapan Indonesia Marathon Rina Tambunan menjelaskan panitia bakal bekerja sama dengan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI). Tak sekadar untuk memberi asistensi, tetapi juga berkoordinasi terkait atlet-atlet nasional yang akan diturunkan di maraton nanti.

“Nanti PASI yang menentukan atletnya karena ada kebijakan tertentu untuk atlet nasional,” kata Race Director Indonesia Marathon Rina Tambunan kepada HARIAN NASIONAL usai jumpa pers di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta, Kamis (27/2).

“Yang pasti nanti ada pembagian kategori antara peserta umum dengan atlet elite nasional atau internasional. Atlet elite ini juga nanti jadi peserta melalui undangan.”

Mengusung motto “Tembus Batas Maksimal”, lomba maraton perdana gagasan KONI Pusat ini diharapkan bisa diikuti 10 ribu pelari. Mereka akan terbagi dalam empat kategori, yaitu Marathon, Half-Marathon, 10K, dan 5K.

Terkait pemilihan rute, Indonesia Marathon akan melalui objek ikonik dan bersejarah di Ibu Kota. Rencananya event ini juga akan digelar secara rutin di kota berbeda dalam lima tahun ke depan.
“Setelah Jakarta, tahun selanjutnya akan digelar di Mandalika (Lombok), Belitung, Medan (Danau Toba) dan Banyuwangi,” kata Ketua KONI Pusat Marciano Norman.
Ia berharap Indonesia Marathon bisa masuk dalam kategori lomba major. Seperti di London Marathon, Tokyo Marathon dan New York Marathon.
Selain itu, kata Norman, penyelenggaraan ini juga diharapkan dapat membawa olahraga Indonesia masuk dalam ranah industri. Sebab, tak semua cabang olahraga (cabor) sudah bisa berdiri mandiri tanpa bantuan pemerintah.

“Kami harapkan ke depan induk organisasi olahraga Indonesia bisa menggali potensi, sehingga tak lagi mengandalkan dana APBN dari pemerintah untuk membina atletnya,” ujar Marchiano. “Kami juga berharap Kemenpora bisa membantu kami secara perizinan.”
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali menyatakan dukungannya terhadap pelaksanaan Indonesia Marathon. Menurutnya, event ini bisa menjadi bagian dari pembudayaan olahraga kepada masyarakat umum.

“Ini adalah inovasi yang baik dari KONI Pusat. Saya kira semakin banyak yang berinisiatif seperti ini akan semakin baik bagi olahraga kita karena ini bukan mencari prestasi, tetapi bisa juga membudayakan olahraga kepada masyarakat untuk hidup sehat,” ujar Zainudin.